Meninjau Subkultur Mods yang Hidup di Jepang

Meninjau Subkultur Mods yang Hidup di Jepang

Meninjau Subkultur Mods yang Hidup di Jepang – Pada negara Jepang, subkultur cenderung berumur panjang. Prinsip ini juga berlaku bagi subkultur mod. Subkultur yang berasal dari negara Inggris yang kini sudah berumur lebih dari 50 tahun ini masih hidup berkat Manabu Kuroda—wajah scene mods dan organizer acara perlombaan vespa tahunan Tokyo, MOD MAYDAY.

Terlahir sebagai subkultur yang berjiwa modern, Mods memiliki ciri khas tersendiri. Bagi mereka, fashion merupakan elemen terpenting. Diikuti musik untuk mengiringi mereka berdansa serta skuter sebagai kendaraan andalan. idn slot

Meninjau Subkultur Mods yang Hidup di Jepang

Generasi Mod yang mayoritas berasal dari para kalangan working class dan dapat dengan mudah untuk dikenali dari gaya serta cara berpakaian mereka yang terlihat rapi dan necis. Setelan jas yang dipadu dengan parka guna menjaga busana mereka agar tetap bersih bisa menjadi satu ciri khas yang cukup kentara. Musik yang mereka gemari dan dengarkan adalah blues, soul, ska dimana aliran ini tergolong sangat berbeda dari pilihan musik kebanyakan orang pada umumnya di Inggris kala itu. Begitu juga dengan kendaraan yang mereka gunakan, yaitu skuter Vespa dan Lambretta yang telah diberi aksesoris berupa lampu dan kaca spion dengan jumlah lebih dari satu hingga berkesan ‘ramai’. www.benchwarmerscoffee.com

Sempat mengalami revival pada akhir tahun 1970an di Inggris dan tahun 1980an di Amerika Serikat, gaung Mods masih eksis hingga saat ini. Bukan hanya di Inggris dan Amerika, namun menyebar ke seluruh dunia, termasuk negara Jepang.

VICE di Jepang nongkrong dengan Kuroda (dikenal sebagai “Manabu K.Dove”) dan ngobrol tentang The Jam, skuter Vespa klasik dan kenapa fashion mod masih terus populer.

VICE: Kapan pertama kali ketemu kultur mod?

Manabu Kuroda: 1977. Saya tengah SMA kala itu dan di ’78 saya punya kesempatan untuk bertemu The Jam. Mereka merupakan bagian dari pergerakan awal musik punk, tapi ada sesuatu yang berbeda tentang mereka. Mereka keren banget. Saat saya mulai mendengarkan The Jam, saya mulai mendengar tentang subkultur “mods” dan tertarik. Saya megetahui bahwa subkultur ini ada hubungannya dengan film Quadrophenia yang keluar di tahun ’79. Setelah menonton film tersebut, saya ketagihan.

Pada kala itu di Inggris ada semacam gerakan revival “neo-mod” ya?

Iya. Aksi mods awal dimulai di ’64 dan kemudian mulai pudar di akhir 60an. Akan tetapi kemudian 10 tahun kemudian ada gerakan revival. Di negara Inggris, gelombang kedua ini dianggap sebagai revival karena sejarah mereka dengan subkultur ini. Akan tetapi mengingat kultur Inggris 60an dan Jepang 60an sangat berbeda, ketika subkultur mods tiba di Jepang, ini dianggap sebagai hal yang baru.

Ketika itu kan subkultur punk lagi panas-panasnya di Inggris, kenapa kamu malah tertarik dengan mods?

Sebelum berkenalan dengan mods, atau The Beatles dan T.Rex, saya tertarik dengan musik pop 60an. Film American Graffiti yang penuh dengan nuansa musik pop 60an membuat saya jatuh cinta. Saya pun lebih tertarik dengan gaya mods yang formal dibanding fashion punk. Pada saat itu, imej punk adalah “semua yang berbau kacau”, tapi mods memiliki pendekatan “yuk buat sesuatu” yang lebih menarik bagi saya.

Kenapa suka dengan fashion mods?

Jas yang digunakan The Jam di cover album pertama mereka itu keren banget. Dasi hitam, sepatu hitam putih, lengkap dengan pin. Para kaum yang muda mengenakan jas yang berbeda dengan yang dikenakan para pekerja kantoran. Sesudah itu, fashion 60an juga mulai muncul di dalam film-film.

Pada tahun 80an, seperti apa fashion mod di Jepang?

Kami menggunkan parka M51 di atas jas dan sepatu boots desert. Lumayan basic sih. Akan tetapi terdapat juga yang suka mengenakan produk Levi’s. Pada periode itu, mudah sekali untuk menemukan baju Fred Perry, dan banyak orang memakai jaket di atas polo shirt merek apapun.

Bagaimana jika dibandingkan dengan fashion mod Jepang saat ini?

Saat ini semuanya sah-sah saja. Apapun cocok, dan menurut saya ini yang terbaik.

Contohnya sekarang saya mengenakan sepatu sandal Gucci.

Iya. Tak terdapat satu figur model untuk semua orang, tapi saya sering mencontoh gaya fashion Paul Weller (The Jam) sebagai referensi. Pendapat saya, dia memiliki pengaruh yang kuat terhadap fashion mod modern.

Pada zaman itu banyak yang punya skuter Lambretta dan Vespa?

Saat itu skuter masih sedikit sekali. Saya pun beli Vespa keren di ’81 dan hanya ada satu orang pengendara vespa lainnya.

Kapan skuter mulai ngetren bagi anak muda Jepang?

Mungkin di 1983 atau 1984. Saya mengadakan MODS MAYDAY di Shinjuku di Ruido dan mungkin ada sekitar lima atau enam skuter di sana. Kami menjejerkan skuternya di depan venue dan semua orang sangat bersemangat. Di akhir MOD MAYDAY, kami semua muter-muter bareng. Tapi saat itu, MOD MAYDAY belum jadi acara tahunan, masih acara kumpul bareng aja. Ketika kami mulai pindah ke Club Citta, baru deh mulai jadi acara yang lebih besar. Terdapat pula sebuah event di Kawasaki di 1990 yang berhasil mengundang banyak orang datang dengan skuter mereka.

Bagaimana perkembangan kancah mod di Jepang?

Meninjau Subkultur Mods yang Hidup di Jepang

Ketika mods mulai hadir di Jepang, umur subkultur tersebut sudah sekitar 30 tahun. Sehingga revival mod sudah basi di zaman itu. Nah namun di Tokyo, scene mod dan kulturnya mempunyai akar yang kuat. Jelas bahwa London punya scene mereka sendiri, tapi di sini subkultur ini mulai berevolusi, menyesuaikan diri dengan penduduk Jepang asli.

Scene mods Jepang memuncak di 90an, dan semenjak itu angka pengunjung event mods semakin berkurang. Saya jadi penasaran anak-anak muda sekarang dengerin musik apa sih?

Scene mods kan dimulai oleh kalangan buruh Inggris. Jepang tak mempunyai sistem perbedaan kelas yang terlalu timpang. Apa perbedaannya, semangat kultur mod Jepang dibanding asalnya dari Inggris?

Di negara Jepang, kultur mod baru benar-benar dimulai di 80an. Di negara Inggris, kultur mod berhubungan dengan isu diskriminasi, masalah dengan Irlandian Utara dan masalah-masalah politik. Kita di Tokyo jelas tertarik dengan masalah-masalah yang terjadi di Inggris, tapi kami juga sadar akan ada hal-hal yang tidak kami mengerti.

Kaum muda mods Jepang saat itu juga mengalami banyak masalah dan selalu terlibat dalam isu-isu politis. Ini bukan sekedar sisa pergerakan pelajar. Ini sangat penting di tahun 80an. Sejak remaja hingga dewasa, saya selalu tertarik dengan fashion dan kultur, tapi juga sadar akan isu-isu politik yang penting di saat itu. Jepang ya Jepang. Tokyo ya Tokyo. Saya memang tak dibesarkan di keluarga working class, tapi saya rasa penting untuk melek seputar isu yang menjadi “identitas” setiap generasi. Ini adalah bagian yang penting dari kultur mod.

Share